Jelas pada tau dong dengan Objek wisata yang satu ini? Kawah Ijen, Kawah gunung berapi yang tergenangi air berwarna biru. Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan. Kawah Ijen terletak di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi. Berada di ketinggian 2300 mdpl, dan memiliki udara yang sangat sejuk. Kawah Ijen sendiri merukapan salah satu maskot wisata dari Banyuwangi, yaitu Segitiga Berlian Banyuwangi, yang dua lainya adalah Pantai Plengkung dan Pantai Konservasi Penyu Sukamade. Jadi tidak heran jika di Kawah Ijen mempunyai fasilitas yang lengkap yang disediakan untuk para wisatawan.
Fasilitas yang ditawarkan disini adalah, camping ground yang luas, cottage, kamar mandi umum, lapangan parkir yang luas, serta warung-warung makan yang harganya lumayan bersahabat di kantong. Nah, kalau urusan perut, salah satu yang bikin kangen itu warungnya Bu Im, warungnya paling ujung, tempatnya asik buat nongkrong, harga terjangkau, makanannya enak-enak, serta yang punya warung sangat ramah. Itu dia yang bikin bolak balik ke Kawah Ijen lagi, hehe.
Warung Bu Im
Warung Bu Im
Camping Ground Kawah Ijen
Camping Ground Kawah Ijen
Kali ini bukan Kawah Ijennya yang akan saya sampaikan. Karena sudah mainstrem, hehe. Tetapi ada suatu yang lebih menarik, sesuatu yang eksotik dibalik eksotiknya danau hijau di Kawah Ijen. Ini adalah tentang kawah yang tengahnya berbentuk bulan sabit. Awal rasa penasaran saya adalah dari hasil mengamati kawah ijen via google earth.  Setelah mengamati saya tertarik dengan sesuatu yang unik di utara kawah ijen. Disana ada 2 kawah, yang satu kosong, yang satunya di tengahnya mirip dengan bulan sabit. Dari situ saya mulai bertanya-tanya dan googling tentang apa nama tempat itu. Ternyata hasilnya tidak mengecewakan, Kawah unik itu adalah kawah dari Gunung Merapi Banyuwangi, yang letaknya tepat utara Kawah Ijen. Informasi itu dikuatkan dari salah satu blog yang menceritakan pendakian Gunung Merapi Banyuwangi dari Situbondo, atau sisi utara gunung merapi itu sendiri.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya saya berkesempatan main ke ijen. Disana saya mencoba tanya-tanya kepada penambang belerang dan masyarakat sekitar tentang keberadaan kawah tersebut. Jawaban positif telah saya dapatkan, ternyata kawah tersebut bisa di akses dari kawah ijen langsung, wow menarik sekali! Kata mereka, dari bibir kawah ijen kepuncak merapi membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Wah, semakin semangat rasanya. Akhirnya saya tekatkan untuk mengunjungi kawah tersebut.
Perjalanan dimulai dari mendaki Kawah Ijen. Menurut informasi yang saya dapat, dari bibir kawah kita harus berjalan menyusur kekanan sekitar 300m, disana akan terlihat gunung ber tebing, itulah gunung merapi. Setelah itu kita di haruskan pindah bukit, dari bibir kawah ijen kita akan turun di bekas sungai di sisi utara, dan menanjak lagi ke badan Gunung Merapi. Disini tidak ada jalur, yang ada hanyalah main kira-kira, dan sangat tidak disarankan bagi teman-teman yang belum kenal dengan medan disana. Nah baru setelah kita berada di badan Gunung Merapi, nampaklah bekas-bekas jalur pendakian. Yang sangat disayangkan, jalur tersebut sangat labil. Jalur tersebut mudah tertutup oleh semak. Jadi, saya hanya berpatokan pada lintasan antar bukit yang telah di jelaskan beberapa penambang belerang. Dari bekas sungai di bawah tadi, kita akan melewati jalur yang sangat nanjak, selain itu semak dan pohon tumbang merupakan rintangan yang sangat serius. Dan akhirnya setelah 3 jam menyibak jalur yang 80% tertutup akhirnya sampai juga di puncak Gunung Merapi.
Jalur Pendakian
Jalur Pendakian
Nemu jamur beginian di sana
Nemu jamur beginian di sana
Dari puncak gunung itu, akan terlihat panorama yang luar biasa. Benar-benar luar biasa deh pokoknya! Jika cuaca cerah, kita bisa menyaksikan panorama Gunung Raung, selain itu Kawah Ijen akan terlihat dengan view yang berbeda, dan sangat menawan sekali. Dan yang sangat kita tunggu-tunggu adalah Kawah Bulan Sabit nya yang sangat alami. Puncak Gunung Merapi ini memiliki 2 kawah yang berdampingan, yang satu tengahnya kosong dan hanya berisi air jika musim hujan tiba, dan yang sisi kanannya tengahnya ada gundukan bukit yang bentuknya mirip dengan bulan sabit. Indah sekali! Disana ada spot yang menarik kata orang-orang disana, namanya “Pintu Angin” tempat itu terletak di bibir kawah bagian timur di Kawah Bulan Sabit. Disana kita akan diperlihatkan panorama Kotaa Banyuwangi dan bentuk pulau bali di lihat dari ketinggian 2800 mdpl. Sayangnya waktu kesana saya belum sempat membuktikan omongan para penduduk sekitar Kawah Ijen ini, karena, untuk menuju kesana kita harus cari jalur lagi yang pasti ketutup semak. Dan pada saat itu, saya tidak banyak memiliki waktu, jadi setelah sampai puncak, keliling sebentar untuk ambil dokumentasi, setelah itu langsung turun.
Kawah Ijen di ambil saat di tengah pendakian
Kawah Ijen di ambil saat di tengah pendakian
Wajah Kawah Bulan Sabit
Wajah Kawah Bulan Sabit
Pengalaman yang tak terlupakan, memang. Dari iseng maen Google Earth, sampai mengambil gambar aslinya dari Kawah Bulan Sabit, haha sangat menyenangkan. Tapi perlu diingat bagi temen-temen yang mau pergi kesana. Walaupun cuma makan waktu 3 jam perjalanan, jalur Kawah Bulan Sabit, tidak pernah dibuka untuk umum, mungkin dengan alasan, jalur disana benar-benar sangat rawan, menyesatkan, curam dan mudah longsor. Jadi bijak-bijaklah merencanakan untuk pergi kesana, pertama cari informasi yang jelas dari warga sekitar, dan kalau bisa bawalah orang yang sering kesana untuk penunjuk jalur. Kedua bawalah peralatan dan bekal yang cukup, karena jalur disana sangat menguras energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar